Manajemen Operasional

Fungsi Manajemen Operasional


Fungsi Sistem Operasional dalam organisasi bisnis adalah bagian yang memproduksi barang atau jasa

didalam menghasilkan produk. Sistem operasional merupakan bagian dari sistem di dalam organisasi yang memproduksi barang dalam bentuk fisik seperti; TV, Kulkas, Mobil, Susu, Mie Instan, Boneka, dan lain-lain.

Dalam proses konversi nya yang menjadi elemen dasar adalah faktor masukan (input) untuk kemudian diproses (process), dan menghasilkan keluaran (output) sebagai hasil dari proses masukan, disertai informasi umpan balik (feedback) yang merupakan sistem operasional.

Di dalam memproduksi barang atau jasa, biasanya terjadi penambahan sumber daya lainnya yang dibutuhkan untuk melengkapi dan menyempurnakan proses konversi tersebut, sehingga output yang dihasilkan bisa tercapai sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

Sebelum kita mulai untuk melakuakn proses konversi suatu barang tentu kita harus memenuhi ketiga faktor utama yang telah dijelaskan diatas, misal input : tanah, bangunan pabrik, sumber daya manusia, bahan baku, manajemen, modal, dll. Baru setelah faktor input tersebut dipenuhi sebuah operasi bisa dijalankan dengan memulai proses konversi untuk menghasilkan barang.

Proses konversi dibidang jasa atau pelayanan seperti rumah sakit, input faktor yang dibutuhkan antara lain: tanah dan bangunan, laboratorium, dan peralatan , tenaga dokter dan para media, modal dan manajemen.

Manajemen Operasional

Dalam manajemen operasional ada 3 fungsi dasar yang membentuk pengertian dan mendukung dalam pelaksanaan kegiatan manajemen operasional, yaitu :
  • Pertama; manajemen operasional yang dapat dinyatakan, bahwa manajer opersional bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi di dalam organisasi yang menghasilkan barang dan jasa.
  • Kedua; mengenai sistem yang berkaitan dengan perumusan sistem transformasi (konversi) yang menghasilkan barang dan jasa. 
  • ketiga, merupakan unsur terpenting di dalam manajemen operasional yaitu pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang tidak terprogram / tetiba dan berisiko. 
  Selanjutnya ada empat fungsi penting dalam manajemen operasional yaitu: 
  1. Proses pengolahan, yang berhubungan dengan metode dan teknik yang digunakan untuk pengolahan Input
  2. Jasa-jasa penunjang, yang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan ensien.
  3. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan opersional yang akan dilakukan dalam suatu kurun waktu atau periode tertentu.
  4. Pengendalian dan Pengawasan, yang merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan (input) yang secara nyata dapat dilaksanakan.
Tahapan pengolahan (Proses) merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan, sehingga masukan atau input dapat diolah menjadi keluaran atau output yang berupa barang atau jasa, yang pada akhirnya dapat dijual kepada pelanggan untuk memungkinkan organisasi memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan.

Sedang jasa-jasa penunjang di dalam melayani operasional akan dimulai dengan melakukan aktivitas:
  1. Desain Produk dan Iasa, dimana banyak terjadi perubahan atau variasi dari produk dan jasa yang dihasilkan yang dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen.
  2. Teknologi, dimana organisasi harus bisa mengikuti perkembangan teknologi yang begitu pesat. Di dalam fungsi opersional pengembangan teknologi mempunyai dampak dalam bidang:  
    • Peralatan yang digunakan, yang dapat menimbulkan penambahan dana untuk investasi, dan biaya produksi untuk pengolahan yang lebih murah.
    • Bahan yang diolah, dapat menimbulkan penggantian bahan yang dibutuhkan atau jumlah pemakaian bahan yang lebih hemat dan eiisien.
    • Cara pengolahan yang lebih sederhana, sehingga dapat menciptakan biaya operasional yang lebih murah.
    • Penciptaan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan lebih baik, sehingga inspeksi dan pengendalian dapat dilakukan secara entensif.
  3. Penggunaan Sumber daya  (uses of resources). Mesin dan peralatan serta tenaga kerja dan bahan-bahan perlu diupayakan agar dipergunakan secara Optimal dan bisa lebih hemat dan lebih efisien. berikut ini adalah tahapan untuk melakukan cara ini secara sistematis.
    • Melakukan Studi kerja (Work Study), untuk mengkaji dan menganalisis pengukuran yang hati-hati atas seluruh pekerjaan (jobs) dan kegiatan organisasi secara keseluruhan.
    • Manajemen Bahan (Materials Management), yang berkaitan dengan proses penentuan pengadaan bahan, prosedur permintaan bahan, perencanaan persediaan, pengaturan/antisipasi penyimpangan bahan dan pengendalian] pengawasan persediaan.
    • Riset Operasional (Operational Research), yang menggunakan pendekatan model matematis dalam mengoptimalkan penggunaan bahan bagi upaya untuk meminimalkan biaya operasional. Tujuannya untuk melaksanakan operasional secara efektif dan efisien.
Perencanaan fungsi operasional dengan tujuan agar kegiatan dapat terarah sehingga bisa mencapai tujuan manajemen, dan fungsi operasional dapat terlaksana secara efektif serta efisien. Perencanaan dilakukan dalam hubungannya dengan fungsi opersional adalah dengan menyusun:
  1. Perencanaan Operasional
  2. Perencanaan Persediaan dan Pengadaan
  3. Perencanaan Mutu
  4. Perencanaan Penggunaan Kapasitas
  5. Perencanaan penggunaan SDM.
Tujuan pengoperasian sistem di dalam manajemen operasi secara umum adalah dengan kreativitas yang tinggi dapat menciptakan pertambahan nilai (value added) Pada output yang diberikan bagi konsumen melalui pemanfaatan bagian-bagian dari input, serta melakukan inspeksi yang akurat pada proses konversi (quality assurance). Fluktuasi yang tidak menentu di dalam manajemen operasional akan merupakan bagian yang sulit dikendalikan sehingga tidak dapat dimasukan di dalam perencanaan operasional, seperti pengaruh-pengaruh lingkungan (pemogokan kerja, bencana alam, dll) yang menyebabkan setiap perencanaan dengan realisasinya akan selalu berbeda, mengantisipasinya manajer operasional harus mampu melakukan peramalan yang akurat (forecasting) terhadap keadaan yang sulit diduga (uncertainty).
Umpan balik (Feddback), merupakan proses informasi yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan aktivitas serta kebutuhan perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan.

Teknologi, yang perkembangannya begitu cepat dan canggih. dan hal ini harus menjadi perhatian organisasi untk diikuti dengan perkembangan serta penyesuaian fasilitas tempat kerja, peralatan, juga disertai dengan peningkatan keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia yang berhubungan dengan proses konversi.
Operasional Manufaktur dan Jasa Seperti telah diuraikan sebelumnya dapat dilihat perbedaan proses konversi di dalam operasional manufaktur (atau produksi) dengan operasional jasa. Opersional manufaktur adalah suatu proses konversi yang sifatnya tangibel output yaitu; suatu barang, Sedang sistem konversi di dalam operasional jasa sifatnya adalah intangibel output seperti; usaha, performan, perbuatan. Sistem operasional manufaktur ada dua macam sistem yang sering digunakan yaitu:
  1. Sistem Seri, merupakan penggabungan dua atau lebih sistem yang saling berhubungan dan memiliki masing-masing ketergantungan dan urutan.
  2. Sistem Paralel, merupakan sistem dimana organisasi / perushaan  memproduksi barang-barang yang serupa tetapi dilakukan preoses manufaktur secara bersamaan, berlainan tempat sehingga bisa menghasilkan produksi dengan jumlah yang lebih besar.

0 Response to "Manajemen Operasional"

Posting Komentar